Blog Duwe Wong Cerbon: 2015
RICKO DWI PURNOMO

Monday 13 July 2015

The Real Investor : Value Investor Or Trader

Posted by Ricko Dwi Purnomo on july 12, 2015


Selamat sore kawan (nulisnya dari siang), kali ini saya tertarik memposting mengenai pentingnya pola fikir kita terhadap investasi yang sifatnya berisiko “ High Risk, High Return “ dan juga meningkatkan kemauan investasi sejak kini tentunya juga agar mengetahui persepsi secara psikis yang selama ini menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi baik sebelum maupun setelah merasakan langsung terjun ke dalam dunia saham dan juga terkandung unsur kasus ekonomi secara real yang terjadi akibat pola fikir, disini juga saya ingin memberikan contoh atas pengalaman terhadap investasi yang telah saya alami yang memberikan 2 kata : PENGALAMAN dan KEIKHLASAN, kata-kata unik saat mengalami hal enak gaenak yang diciptakan para the nasiber’s (kasian kalo disebutin semua image turun broh !!), langsung saja ke topik ya..

Kita buka-bukaan aja, mengenai pasar modal khususnya saham belum menjadi primadona sarana investasi bagi kalangan domestik kita, dilansir dari KSEI ( Kustodian Sentral Efek Indonesia ) bahwa pada triwulan IV atau akhir tahun 2014 domestik 34% sedangkan asing menguasai 65% saham di BEI dan kurangnya minat investasi pada pasar modal berdasarkan Jumlah Sub Rekening Efek di C-BEST, Berikut jumlah investor Saham di pasar modal Indonesia pada bulan mei 2015 terakhir hanya sekitar  488.248 yang diolah oleh pusatis dari sumber KSEI. Karena banyaknya orang yang berspekulasi dan menyimpulkan lebih dulu sebelum mengenal betul paham ilmu tersebut, “ knowing thyself, knowing thy enemy, a thousand battle fought, a thousand battle won “ kalimat dari Sun Tzu the art of war dinasty yang intinya ketahuilah kekuatan kita dan juga musuh, untuk memenangi seluruh kemenangan dalam 100 kali perang. Mudah saja perasaan bijak yang dikeluarkan oleh mulut atau apapun melalui indera yang manusia miliki tapi hanya karena rasa emosi tanpa ada rasionalitas ibarat pepesan kosong namun jika mengetahui kelemahannya kita hanya bisa tersenyum dan tahu cara untuk menjatuhkannya tapi itu hanya sebagai pembelajaran, pandangan untuk lebih baik secara pengendalian ke depan.

pada intinya kunci kesalahan terpenting ialah hanya bagaimana melawan rasa yang di dorong dari kesalahan akan pengendalian dari keinginan maupun kebutuhan yang menjadi ujung pedang kita dalam mengalahkan diri kita sendiri.

DIawali dari sebuah kalimat bahwa “ tidak penting terlalu banyak teori, yang penting praktek “ , selama ini itu telah menjadi persepsi saya, saya salah besar. Saya sadar bahwa ilmu adalah yang terpenting dibaratkan sebuah kunci untuk membuka gembok yang tertutup. Sebagai contoh saya dominan mengandalkan spekulasi pada saham melalui analisis teknikal namun disini saya melakukan kesalahan dimana saya mengalami yang namanya kecenderungan atas apa yang diyakini, bahasa lembutnya terlalu mencintai namun kesalahannya tidak serta mencari informasi yang sifatnya luas hanya berdasarkan grafik masa lalu, contohnya seperti yang tertera pada gambar..


Saya memiliki kerugian yang belum direalisasikan sekitar 20% dari total pembelian. Hingga kini saya masih memiliki saham tersebut awalnya karena tidak disengaja, dan saya yakin akan kemajuan perusahaan tersebut ke depannya dengan fakta baik dari kemajuan,financial yang baik, dan ekspansi yang sedang dijalankan informasi itupun di dapat karena saya baru membaca baik laporan keuangan, tahunan, maupun media massa sebagai pendukung baik daily, monthly. namun secara harfiah saya gagal memprediksi secara teknikal (jangka pendek). Itu karena kesalahan saya bukan karena kesalahan pasar karena berspekulasi.

Kesalahan dalam berspekulasi baru-baru ini terjadi, dilansir dari liputan 6 bahwa bursa saham china memiliki investor domestik mencapai 97,5% sedangkan asing 2,5% namun mengalami koreksi cukup dalam hingga 30% dalam kurun waktu tiga pekan jatuhnya harga saham-saham di china dimulai dari perlambatan ekonomi kuartal I 2015 yang mencapai 7 persen. saat laba perusahaan-perusahaan di China mengalami penurunan pada pertengahan tahun lalu, indeks harga saham China justru meroket sejak November lalu atau dalam waktu singkat. Level indeks terbang dari 2400 menjadi 5200, padahal kinerja industrinya sedang melemah bahkan negatif 4,2%, itu paparan dari Ekonom Megawati Institue, M Islam 

Disini jelas bahwa spekulasi tidak semata-mata rasional karena jika melihat dari segi corporate atau perusahaan yang sedang lesu namun harga saham naik tanpa sebab yang pasti, perlu diketahui bahwa rasional yang pernah saya baca termasuk cara analisis pada suatu perusahaan seharusnya yang bagus itu nilai wajar > harga saham. Disini juga ada kasus penting mengenai psikis sebagai senjata mematikan yang bisa membawa dampak positif bahkan negatif seperti contoh di atas, dimana selain harapan dari pemerintah mengenai target bertambahnya jumlah investor domestik namun harus memperhatikan pemahaman ilmu fundamental menyeluruh yang cukup bukan hanya langsung praktek, terhadap pola fikir seluruh individu.

Adapun keuntungan dari melakukan analisa grafik contohnya..


Secara teknikal memiliki potensi kenaikan tinggi dilihat dari 3 tahun terakhir didasarkan pada area resist terdekat memiliki potensi bullish yang tinggi bisa dilihat berdasarkan gambar yang hanya 1 bulan yang lalu mengalami akhir masa stagnan atau konsolidasi ( nyantai ) dan lama namun dari segi jenisnya volatilitasnya tinggi potensi di goreng besar atau tingkat koreksi tinggi, meskipun masih ada potensi naik di sell sebagian dengan maksud masih proses penelaahan secara fundamental kalaupun hasilnya bagus di average kembali, sekali lagi ini kesalahan saya dimana saya mulai menyukai fundamental telat, oke secara persentase 60% persen gain sebagian yang baru direalisasikan dari persentase okelah bisa dibilang 40% gain selisih dari kedua saham namun secara nominal dilihat dari pembelian sebelum di average pada gambar 2 nominalnya amatlah jauh dari kerugian yang belum direalisasikan seperti gambar 1. Dan tidak ada kenikmatan berinvestasi yang wajar seperti yang dikatakan Benjamin Graham “ investasi adalah kegiatan berdasarkan analisis menyeluruh serta menawarkan kemanan dana investasi dan imbal hasil yang wajar. Di luar itu adalah spekulasi “ dan juga mempertimbangkan bahwa fundamentalist baru dikatakan investor meskipun kepemilikannya 0,000000000000001%.

Namun bagaimana jika dari awal memiliki asumsi investasi yang benar-benar menjiwai sebagai seorang investor yang memiliki sebuah perusahaan seperti kalimat “ our favorite holding period is forever “ Warrent Buffet, dimana sebelum mencintai memerlukan proses yang panjang secara matang sebelum benar-benar memiliki saham di suatu perusahaan untuk jangka panjang. Dimana pola fikir terubah agar tujuan awal berinvestasi bisa terealisasi, bukannya menjadi bumerang dana yang terkuras akibat spekulasi dan akhirnya tidak sesuai tujuan. Dengan melakukan analisa ala fundamentalist meliputi…

  1. TOP DOWN, meliputi :  
·         Analisis kondisi ekonomi
·         Analisis industri
·         Analisis perusahaan

      2. Financials, meliputi :

·         EPS
·         PER
·         PBV
·         ROE
·         DER
·         DIVIDEN YIELDS

Walaupun saya mahasiswa akuntansi yang engga akuntansier’s itu wajib buat ilmu pasar modal, bisa dikatakan sekecil apapun modal kita dalam berinvestasi khususnya saham yang menawarkan surat berharga memiliki siklus investasi terbaik seperti yang pernah dijelaskan di postingan sebelumnya mengenai IPO bahwa kepercayaan investor terhadap perusahaan ialah berdampak pada peningkatan dari segi internal mempermudah ekspansi, membuka lapangan pekerjaan dan eksternal segi mikro dan makro ekonomi perekonomian. 

Bukan bermaksud untuk memaksa berinvestasi namun maksudnya disini ialah ayo kita sama-sama membangun perekonomian bangsa dengan cara berinvestasi pada instrumen investasi apapun daripada kita hanya mengkritik Negara dan melakukan anarkis tanpa membangun mulai dari diri kita sendiri, tidak perlu memerlukan modal besar tapi niat besar, bahkan seorang pelajar yang masih bergantung kepada orangtua nilai plusnya ialah untuk menjaga uang dengan cara saving dengan melakukan money management daripada harus memboroskan seluruh uang yang masih bergantung dari orangtua, memperkecil resiko tingkat inflasi yang semakin meninggi dan tujuan kita untuk memberikan peran pada masa depan. Jika ada kesalahan atau apapun yang kurang menyengangkan mohon maaf saya hanya berbagi jika ada revisi atau ralat dipersilahkan, dan sekali lagi mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang disengaja maupun tidak menjelang beberapa hari lagi umat muslim untuk menjalankan hari raya idul fitri, terimakasih..